Kegundahan Hati Seorang Pelajar Akan Dunia Pendidikan di Negaranya

Monday, February 22, 2010



Sebelumya maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung atas adanya esai ini. Esai ini hanya sebagai media untuk berbagi pengalaman dan menambah wawasan kepada anda-anda semua. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya untuk berfikir seperti ini, seperti kedua orang tua saya, Ayah Edi, Kak Munas, Kak Abi, Kak Boy dan Kak Dimas. dan Nendra (walaupun kita belum bertemu, saya sudah sangat terinspirasi dengan anda dengan membaca notes dan cerita dari Kak Abi).Note: nama-nama tersebut adalah para tutor Home Schooling Red.

Di suatu lembaga formal yang bernama sekolah, kita sering dikekang oleh sistem pendidikan dan teks buku pelajaran yang mengkotak-kotakkan suatu disiplin ilmu pengetahuan dari pihak yang mengatur pendidikan negeri ini.

Mereka lalu menekan kepala sekolah, kepala sekolah menekan guru, dan akhirnya guru melimpahkannya kepada peserta didik dalam hal ini siswa. Para guru kebanyakan mewajibkan kita untuk harus bisa dalam semua hal. Padahal setiap siswa memiliki kesukaan dan keinginan masing-masing. Mereka sebenarnya bisa saja dipaksa untuk bisa mendapatkan nilai-nilai yang tinggi. Tapi dengan demikian mereka akan merasa jenuh dan sangat tertekan. Pada akhirnya para siswa tidak dididik dengan konsep berpendapat secara analitis kritis dan kooperatif, melainkan terpaku dan kaku pada sistem dan buku pelajaran. Padahal sistem pendidikan di negeri kita tercinta ini mengacu pada sistem pendidikan pada tahun 1900an. Sungguh tidak relevan dan tidak pantas untuk zaman milenium seperti sekarang ini.

Read more...

Semakin Di Depan

Friday, February 19, 2010

Oke Rossi, yang jelas saya bangga Bahasa Indonesia bakal selalu terpampang di sirkuit ...




Read more...